WHAT'S NEW?
Loading...


Sawarna, Banten Desa Wisata Sejuta Pesona


Provinsi Banten ternyata memiliki objek wisata desa yang tak kalah menarik dibandingkan dengan komunitas Suku Baduy. Anda bisa menikmati keindahan alam yang memesona di Desa Sawarna.
 

Kabupaten Lebak merupakan satu dari tiga daerah tujuan wisata potensial di Provinsi Banten, setelah Kabupaten Serang dan Pandeglang.

Dua objek wisata favorit yang dimiliki Kabupaten Lebak adalah pantai dan komunitas Suku Baduy. Namun, corak budaya yang dimiliki Suku Baduy ternyata lebih menarik bagi wisatawan untuk dikunjungi daripada objek wisata pantai yang ada di Lebak.

Padahal dalam kacamata bisnis, sebenarnya pantai lebih berpotensi mendatangkan uang daripada objek wisata budaya di pedalaman Pegunungan Kendeng di Kecamatan Leuwidamar itu.

Pemerintah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten sepertinya belum serius mengelola kawasan wisata pantai dan mempromosikannya, sehingga penyebabkan bisnis pariwisata di Kabupaten Lebak tidak pernah berkembang, melainkan justru semakin terpuruk.

Minimnya investasi di sektor industri pariwisata bisa dijadikan parameter bahwa Lebak sama sekali tidak menarik bagi investor untuk bisnis pariwisata.

Ketika warga Lebak mulai bosan dengan kondisi alam dan pantai yang semakin tidak menarik, Desa Sawarna, di Kecamatan Bayah, dijadikan obatnya.

Keindahan Sawarna tiba-tiba saja memancar. Pesonanya merasuk ke pantai, gunung, hutan, laguna, sampai gua. Pemerintah daerah kabupaten dan provinsi berdecak terkagum-kagum melihat keindahan alam yang ada di Sawarna.

Kalau belum pernah ke Sawarna, jangan dulu Anda menilai berlebihan apabila Kepala Desa Sawarna M.A. Erwin Komara Sukma menyebutkan bahwa potensi wisata yang dimiliki desanya terlengkap di Indonesia.

Gua Jepang

Selain pesona Pantai Ciantir sepanjang 12 km yang berair jernih dengan pasir putih, di Sawarna juga terdapat beberapa laguna dan 23 gua peninggalan penjajah Jepang yang masih diselimuti misteri.

Konon, menurut Erwin, gua-gua itu adalah lubang bekas penggalian emas oleh penjajah Jepang, dan setengah dari jumlah gua itu di dalamnya masih terdapat sisa-sisa peralatan yang digunakan tentara Jepang saat becokol di Banten selatan seperti rongsokan mobil Jeep, selongsong mortir, alat memasak, dan sepeda motor. Cukup membuat penasaran.

Karena penasaran, hampir setiap minggu ada saja wisatawan yang mencoba menelusuri lorong-lorong dari gua-gua itu. Gua terbesar yang paling sering diterobos wisatawan adalah Gua Lalay (gua kelelawar).

Sesuai namanya, gua ini dipenuhi kelelawar dan kalau terus ditelusuri, ujung gua akan tembus ke laut. Setelah media masa mengupas daya tarik Sawarna, kini setiap hari sedikitnya delapan wisatawan asing berkunjung ke sana.

Karena belum ada fasilitas penginapan yang memadai, wisatawan, sementara ini dapat menyewa vila milik desa secara bersama-sama.

Kalau ingin lebih menikmati kehidupan bersahaja khas masyarakat pedesaan, wisatawan bisa berbaur di rumah-rumah penduduk, tentu dengan bayaran tanpa tarif...

0 comments:

Post a Comment